Wednesday, March 31, 2010

Kain Putih Jangan dikotorkan..

Assalamualaikum...



"Biarlah kita jujur dengan setiap ilmu yang kita beri pada anak dan isteri kita agar diakhirat nanti kita tak dipersoalkan"

Sabar dengan erti sebenar..?


Assalamualaikum..

"Dia menjadikan dengan satu tujuan,untuk,untuk mengabdikan diri dan berbuat kebajikan yang memberi manfaat kepada seluruh Alam.Segala kemudahan dan ke kecantikan alam semesta diberikannya secara percuma.Sungguh beruntung dapat menjadi hamba kepada Maha Pencipta yang sungguh pengasih dan penyayang.Tiada yang lain yang wajib di Sembah selainmu ya Allah.Aku sujud dibumimu tanda syukur dan terima kasih pada mu.Ampunkan dosa kedua Ibu Bapaku,Anak dan Isteriku serta umat Islam semua.Jadikanlah dunia yang sementara ini sebagai jambatan dan sinambungan di suatu Alam yang kekal abadi.Pimpinlah aku dan keluargaku menuju jalanmu ya Allah..Aaamiinnn."

Hakikat Sabar (1)

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.

~ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Kedudukan Sabar dalam Iman laksana Kepala bagi seluruh tubuh. Apabila Kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)

Pengertian Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH, menahannya dari perbuatan maksiat kepada ALLAH, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir ALLAH….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Macam-Macam Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:

1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH
2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan ALLAH
3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir ALLAH yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
4.

Sebab Meraih Kemuliaan

Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shalih.
Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini.
Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman ALLAH ta’ala,
“Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Yaitu mintalah pertolongan kepada ALLAH dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga.

ALLAH ta’ala berfirman kepada penduduk surga,
“Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).

ALLAH juga berfirman,
“Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).

Selain itu ALLAH pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman ALLAH ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)

Sabar Dalam Ketaatan

Sabar Dalam Menuntut Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian , mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya".

Semoga ALLAH merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan,
“Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubungannya jauh darinya, hanya karena kegiatannya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah ketegaran dari ALLAH.” (Taisirul wushul, hal. 12-13)

Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Apabila dia melaksanakan ibadah kepada ALLAH menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida’ wal ahwaa’ yang menghalangi di hadapannya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.
Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah ALLAH sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong” (Taisirul wushul, hal. 13)


Sabar Dalam Berdakwah

Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama ALLAH harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul.

Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”

Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapannya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang mengenyangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As Sunnah maka akan ditemuinya para pembela bid’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan ditemuinya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.
Mereka semua akan berusaha menghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalangi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal. 13-14)


Sabar dan Kemenangan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“ALLAH ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami.” (QS. Al An’aam [6]: 34).

Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan. Dan bukanlah pertolongan/ kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da’i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudah kematiannya. Yaitu ketika ALLAH menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da’i ini meskipun dia sudah mati.

Maka wajib bagi para da’i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama ALLAH yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu ‘alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.

ALLAH ta’ala berfirman yang artinya, “Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, ‘Dia adalah tukang sihir atau orang gila’.” (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52).

Begitu juga ALLAH ‘azza wa jalla berfirman,
“Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa.” (QS. Al Furqaan [25]: 31).
Namun, hendaknya para da’i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua…” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)


Sabar di atas Islam

Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122).

Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan ALLAH. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)

Lihatlah keteguhan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan,
“Wahai Ibu, demi ALLAH, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini…”
(Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.

Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.

Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.
Ingatlah firman ALLAH ta’ala yang artinya,
“Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).

Ingatlah juga janji ALLAH yang artinya,
“Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH niscaya akan ALLAH berikan jalan keluar dan ALLAH akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3).


Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)


Sabar Menjauhi Maksiat

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada ALLAH, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya.

~ Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.

Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh ALLAH ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh ALLAH ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk).”

Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, “Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat,
“Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan ALLAH sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).

“Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada ALLAH tabaaraka wa ta’ala. Karena hak ALLAH adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada ALLAH merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada ALLAH. Janganlah mendekatinya.
Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan ALLAH. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekan nya dengan berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan ALLAH ‘azza wa jalla,

“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan .” (QS. Huud [11] : 114).

Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)


Sabar Menerima Takdir

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan ALLAH serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba- Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan ALLAH lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan ALLAH di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)


Sabar dan Tauhid

Syaikh Al Imam Al Mujaddid Al Mushlih Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala membuat sebuah bab di dalam Kitab Tauhid beliau yang berjudul, “Bab Minal iman billah, ash-shabru ‘ala aqdarillah” (Bab Bersabar dalam menghadapi takdir ALLAH termasuk cabang keimanan kepada ALLAH)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullahu ta’ala mengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.

Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan ALLAH kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.

Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh ALLAH jalla wa ‘ala untuk menempa hamba-hamba- Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdir.

Adapun ujian dengan dibebani ajaran-ajaran agama adalah sebagaimana tercermin dalam firman ALLAH jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Muslim dari ‘Iyaadh bin Hamaar. Dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “ALLAH ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya AKU mengutusmu dalam rangka menguji dirimu. Dan AKU menguji (manusia) dengan dirimu’.”

Maka hakikat pengutusan Nabi ‘alaihish shalaatu was salaam adalah menjadi ujian. Sedangkan adanya ujian jelas membutuhkan sikap sabar dalam menghadapinya. Ujian yang ada dengan diutusnya beliau sebagai rasul ialah dengan bentuk perintah dan larangan.

Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Oleh sebab itulah sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya sabar terbagi tiga; sabar dalam berbuat taat, sabar dalam menahan diri dari maksiat dan sabar tatkala menerima takdir ALLAH yang terasa menyakitkan.”

Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala tertimpa musibah maka Syaikh pun membuat sebuah bab tersendiri, semoga ALLAH merahmati beliau. Hal itu beliau lakukan dalam rangka menjelaskan bahwasanya sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir ALLAH.

Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah beliau membuat bab ini, untuk menerangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu beliau juga ingin memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si polan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan. Dan demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i.

Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya. Maka menurut istilah syari’at sabar artinya: Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.

Imam Ahmad rahimahullah berkata,

“Di dalam al-Qur’an kata sabar disebutkan dalam 90 tempat lebih. Sabar adalah bagian iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi jasad. Sebab orang yang tidak punya kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak punya kesabaran untuk menjauhi maksiat serta tidak sabar tatkala tertimpa takdir yang menyakitkan maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan”


Perkataan beliau “Bab Minal imaan, ash shabru ‘ala aqdaarillah” artinya: salah satu ciri karakteristik iman kepada ALLAH adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir ALLAH. Keimanan itu mempunyai cabang-cabang. Sebagaimana kekufuran juga bercabang-cabang.

Maka dengan perkataan “Minal imaan ash shabru” beliau ingin memberikan penegasan bahwa sabar termasuk salah satu cabang keimanan. Beliau juga memberikan penegasan melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menunjukkan bahwa niyaahah (meratapi mayit) itu juga termasuk salah satu cabang kekufuran. Sehingga setiap cabang kekafiran itu harus dihadapi dengan cabang keimanan. Meratapi mayit adalah sebuah cabang kekafiran maka dia harus dihadapi dengan sebuah cabang keimanan yaitu bersabar terhadap takdir Allah yang terasa menyakitkan” (At Tamhiid, hal.389-391)

Sumber asal: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Jom kita lihat Roh dan hati kita.


Assalamualaikum..

Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang artinya: “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”

Maka hati bagaikan raja yang menggerakkan tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatan nya, jika hati tersebut adalah hati yang baik maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang baik, adapun jika hatinya adalah hati yang buruk maka tentunya juga akan membawa tubuh melakukan hal-hal yang buruk. Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki manusia, Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia memperbaiki dahulu hatinya!!!
Ketahuilah, hati ini merupakan penggerak bagi seluruh tubuh, ia merupakan poros untuk tercapainya segala sarana dalam terwujudnya perbuatan. Hati laksana panglima yang memompa pasukannya untuk melawan musuh atau melemahkan mereka sehingga mundur dari medan peperangan. Karena hati disifatkan dengan sifat kehidupan dan kematian, maka hati ini juga dibagi dalam tiga kriteria yakni hati yang mati, hati yang sakit dan hati yang sehat.

1. Hati yang Sehat

Yaitu hati yang selamat, hati yang bertauhid (mengesakan ALLAH dalam setiap peribadatannya) , di mana seseorang tidak akan selamat di hari akhirat nanti kecuali ia datang dengan membawa hati ini. ALLAH berfirman dalam surat as-Syu’ara ayat 88-89:

“(Yaitu) hari di mana tidak berguna lagi harta dan anak-anak kecuali mereka yang datang menemui ALLAH dengan hati yang selamat (selamat dari kesyirikan dan kotoran-kotorannya) .” (QS. Asy Syu’ara: 88,89)

Hati yang sehat ini didefinisikan dengan hati yang terbebas dari setiap syahwat, selamat dari setiap keinginan yang bertentangan dari perintah ALLAH, selamat dari setiap syubhat (kerancuan-kerancua n dalam pemikiran), selamat dari menyimpang pada kebenaran. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain ALLAH dan berhukum kepada hukum selain hukum Rosul-Nya. Hati ini mengikhlaskan peribadatannya hanya kepada ALLAH dalam keinginannya, dalam tawakalnya, dalam pengharapannya dalam kecintaannya Jika ia mencintai ia mencintai karena ALLAH, jika ia membenci ia membenci karena ALLAH, jika ia memberi ia memberi karena ALLAH, jika ia menolak ia menolak karena ALLAH. Hati ini terbebas dari berhukum kepada hukum selain ALLAH dan Rosul-Nya. Hati ini telah terikat kepada suatu ikatan yang kuat, yakni syariat agama yang ALLAH turunkan. Sehingga hati ini menjadikan syariat sebagai panutan dalam setiap perkataan dan perbuatannya.

ALLAH berfirman dengan mafhumnya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian bersikap mendahului ALLAH dan Rosul-Nya, bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurot: 1)

Pemilik hati yang sehat ini akan senantiasa dekat dengan Al Quran, ia senantiasa berinteraksi dengan Al Quran, ia senantiasa tenang, permasalahan apapun yang dihadapinya akan dihadapi dengan tegar, ia senantiasa bertawakal kepada-Nya karena ia mengetahui semua hal berasal dari ALLAH dan semuanya akan kembali kepada-Nya. Di manapun ia berada zikir kepada ALLAH senantiasa terucap dari lisannya, jika disebut nama ALLAH bergetarlah hatinya, jika dibacakan ayat-ayatNya maka bertambahlah imannya.
Pemilik hati inilah seorang mukmin sejati, orang yang ALLAH puji dalam Al quran,mafhumnya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna imannya) ialah mereka yang bila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allohlah mereka bertawakkal (berserah diri).” (QS. Al-Anfaal: 2)


2. Hati yang Mati

Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Robbnya, ia tidak menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya, ia tidak menghadirkan setiap perbuatannya berdasarkan sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Hati ini senantiasa berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan dunia walaupun di dalamnya ada murka ALLAH, akan tetapi hati ini tidak memperdulikan hal-hal tersebut, baginya yang terpenting adalah bagaimana ia bisa melimpahkan hawa nafsunya. Ia menghamba kepada selain ALLAH, jika ia mencinta maka mencinta karena hawa nafsu, jika ia membenci maka ia membenci karena hawa nafsu.

ALLAH berfirman dengan mafhumnya:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Alloh (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al Jaatsiyah: 23)

Pemilik hati ini jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Al Quran maka dirinya tidak tergetar, ia senantiasa ingin menjauh dari Al Quran, ia lebih senang mendengar suara-suara yang membuatnya lalai, ia lebih senang mendengar nyanyian, mendengar musik, mendengar suara-suara yang menggejolakkan hawa nafsunya. Pemilik hati ini senantiasa gelisah, ia tidak tahu harus kepada siapa ia menyandarkan dirinya, ia tidak tahu kepada siapa ia berharap, ia tidak tahu kepada siapa ia meminta, kehidupannya terombang-ambing, ke mana saja angin bertiup ia akan mengikutinya, ke mana saja syahwat mengajaknya ia akan mengikutinya, wahai betapa menderitanya pemilik hati ini!

3. Hati yang Sakit

Hati ini adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Hati ini akan mengikuti unsur kuat yang mempengaruhinya, terkadang hati ini cenderung kepada “kehidupan” dan terkadang cenderung kepada “penyakit”. Pada hati ini ada kecintaan kepada ALLAH, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya. Akan tetapi pada hati ini juga terdapat kecintaan kepada syahwat, ketamakan, hawa nafsu, dengki, kesombongan dan sikap bangga diri.
Ia ada di antara dua penyeru, penyeru kepada ALLAH, Rosul dan hari akhir dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat dan paling akrab kepadanya.
Pemilik hati ini akan senantiasa berubah-ubah, terkadang ia berada dalam ketaatan dan kebaikan, terkadang ia berada dalam maksiat dan dosa. Amalannya senantiasa berubah sesuai dengan lingkungannya, jika lingkungannya baik maka ia berubah menjadi baik adapun jika lingkungannya buruk maka ia akan terseret pula kepada keburukan.

Demikianlah, hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyu’, tawadhu’, lembut dan selalu berjaga. Hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati. Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, kadang-kadang dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.
Maka wahai kaum muslimin! hendaknya kita menginterospeksi diri kita sendiri, termasuk dalam golongan yang manakah hati kita? apakah hati kita termasuk dalam hati yang sehat, hati yang sakit atau malah hati kita telah mati? Maka renungkanlah

Firman ALLAH dalam surat Al-Kahfi ayat 49 mafhumnya:

“Dan diletakkanlah kitab (kitab amalan perbuatan), lalu kamu akan melihat orang-orang berdosa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan hadir (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun.” (QS. Al Kahfy: 49)


Dan sebaliknya Firman-Nya dalam Surat Al-Kahfi ayat 29-30 mafhumnya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al Kahfy: 29,30)

Wahai ZAT yang membolak-bolakkan hati, teguhkanlah hati kami diatas agamaMU, wahai ZAT yang membolak-balikkan hati tuntunlah hati kami teguh di atas ketaatan kepada-MU… AMIIIN..

Murojaah: Ustadz Abu Sa’ad

Sepertiga Malam yang damai.

Assalamualaikum..

Alhamdulillah waktu cepat berlalu, pagi menjelang subuh, semoga kita termasuk dikalangan orang yang taat menjaga konsistensi kita dalam menjalankan sholat tahajud. Alangkah indahnya setelah itu kita para ikhwan dapat melanjutkan sholat subuh berjamaah di masjid,walaupun itu bukannya semudah menyebut di artikel seperti ini.

Jika kita sudah menghidupkan malam dengan tahajud maka saatnya kita menjaga keistiqamahan, disinilah tentangan terberat kita sebab memulai sesuatu itu mudah tetapi menjaga dan merawat kebiasaan itu yang teramat sulit. Kebanyakan kita terbiasa dengan gebyar atau 'booming' begitu orang ramai-ramai bertahajud seketika itu juga menjadi surut tak membekas. Mengenai trend seperti ini Nabi Muhamad mengingatkan kita,


'Sebaik-baiknya amal adalah yang dilakukan secara terus menerus meskipun hanya sedikit (HR. Bukhari & Muslim).

Menjaga Tahajud sekalipun hanya dengan dua rekaat bila dilakukan secara terus menerus setiap malamnya, perlahan tapi pasti akan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yang menentukan besar kecil, sedikit banyak dihadapanNya hanyalah keikhlasan hati kita saat melakukannya.

Jom, Tahajud...!

Wassalam,
Syaidina76

Thursday, March 25, 2010

Projek jangka masa panjang


Assalamualaikum,..

Haiii....bilalah aku boleh siapkan kerja-kerja penanaman pokok sawit kat kebun bapak ni..masa kerja memang singkat,sampai pukul 7am,pukul 11am dah kena cabut sebab sang mentari dah tunjuk ganazz..nasib baik ada beberapa pokok kayu yang senghaja tak ditebang untuk berteduh.Itu pun orang nak bising apasal tak tebang sekalai,buat semak...ko duduklah kat kebun tu buat kerja 10 minit je aku bagi masa kalau takde tempat teduh...baru kau tahu...dok lalu lalang tak keje kebun bolehlah komplen sana komplen sini..sekali aku lesing baru kau tahu..!
InsyaAllah dalam tahun depan dah boleh potong buah..pergh...satu lagi problem..pokok masih kecil..panas terik tu memang tak boleh diabaikan..asik minum air je last-last berat bawak perut yang penuh dengan air..satu keje pun tak jadik..
harap-harap next week siap keje ni...pastu nak tabur baja tu pun ikut time 7am sampai 11am gak..lebih seminit pun tak boleh...nanti "DEMEMM..."
Inilah aku Hang Petani,cangkul pun cangkullah..sebenarnya aku dah mula jemu pasal sekarang ni tak nampak RM masuk...keluar adalah...harga naik sekarangni tapi aku baru nak siap tanam..orang lain dah dok cungkil gigi..aku ingat nak cari sesapa yang ada modal lebih pasai aku nak kasi sewa tanah tu untuk sementara buat tanaman selingan macam pisang atau apa-apa je..aku tak cukup modal nak kasi bikin...planing memang belambak..hahaha..modal nak guna lain pulak.
Si adik aku ni boleh tak datang kebun pulak tadi...penat memancing...kalau dapat paus biru tak pe jugak..esok aku dah tak turun sebab nak gi KL..hari isnin baru turun kebun balik...tu yang malas tu..ok sayangilah kebun anda agar ia selalu dihati.Wassalam..

Monday, March 22, 2010

Pahang Last part,Patin sungai Pahang



Assalamualaikum..

Pagi tu siap breakfast aku dengan pantas menyambar kunci kereta terus bergerak kearah Johor.Tak sabar nak tenguk muka anak aku yang aku tinggal kat rumah Neneknya kerana trip kami kali ni bukan trip makan angin sebenarnya,nanti macam-macam perangai dia sebab letih.Adalah lebih baik aku tinggal je sebab mak Su ada kat umah,so dia taklah boring.


Kami ikut arah Bera dan sebelum keluar kawasan Temerloh,singgah di satu kawasan tepi sungai Pahang untuk membeli sedikit buah tangan dari Bandar Ikan Patin untuk dimasak sendiri.Memang sesiapa pun teruja kalau tengok sang Patin yang segar sedang berenang dalam akuariun...tapi awas sekali lagi..kita sendiri kena pilih yang mana satu jangan pulak sound kat brader tu "kasi 3 ekor bang.."alamat dibaginya ikan yang sebesar Paus la jawabnya...sapa kena bayar..?kitalah...so korang tunjuk mana satu ikan tu dan tugas brader tu sauk ikan dalam akuarium dan timbang.Nak siap siang pun boleh,nak bawak hidup pun boleh..tapi bekas kena bawak sendiri.Sebelum singgah kesitu bawalah bekas simpan ais atau apa je bekas agar kesegaran ikan tu terjamin bila sampai rumah nanti.

Harga sekilo dalam Rm14.Aku pilih yang comei-comei blako..dalam 3 ekor.So aku nak jawab persoalan kenapa Patin Temerloh ni tak sama dengan patin yang ada kat luar sana?sebenarnya ikan Patin Temerloh ni dibesarkan dalam sangkar juga,bezanya sangkar Patin kat sini dibena dalam perairan sungai pahang yang mana air sungai pahang tu sendiri bersih dan sentiasa mengalir.Kalau patin yang dibela dalam sangkar kat tasik..airnya tak mengalir dan itu mempengaruhi texture ikan dan rasa.Selain Patin, Talapia merah pun ada kat sini.Biasanya penjual akan sauk ikan-ikan segar ni dari sangkar yang terletak kat belakang kedai mereka kira-kira 10 meter dan masukkan dalam akuarium untuk jualan.




Gambar bahagian belakang kedai yang jual ikan tu sungguh mempersona.Inilah rupa sangkar yang aku cerita tadi.Memang luas dan panjang sungai pahang ni.
Siap je pilih dan timbang,aku minta brader tu siang sekali dan bungkus dengan surat khabar lama.Omi beli sekali tempoyak Pahang dengan harga Rm4 satu bekas yang biasanya kita gunakan untuk diisi dengan dadih atau jelly kelapa.Kira ok lah walaupun aku tawar cuma dapat kurang seringgit..!Lagi satu petua..tawar mesti tawar jangan malu dan tak sampai hati ke apa ke...itu seni dalam urusan jual-beli..


Ok aku stop kat sini pasal negeri Pahang untuk kali ni.Lain masa kalau ada trip ke tempat-tempat menarik,aku akan kasi upload lagi..
Thank's kepada semua pembaca diluar sana kerana sudi singgah kat zonjuly terutama sepupu Jawa aku yang kat area Sentul tu,raya haji nanti kasi turun Temerloh jangan tak jadik...
Wassalam.

Sunday, March 21, 2010

Pahang Part 5,Temerloh



Assalamualaikum..

Temerloh juga dikenali dengan nama Bandar Ikan Patin.Sapa tak pandai makan ikan Patin memang rugi sebab ikan Patin Temerloh tak sama dengan ikan Patin yang kita beli di mana-mana,terutama Giant atau pasar borong,kalau ada pun mesti diorang cakap temerloh punya Patin padahal ntah mana punya sangkar kolam diorang beli.Aku pernah rasa sebab tu aku komen kat sini.Pernah tak kita makan Patin dan ada rasa tanah...itu lah beza Patin Temerloh yang rasanya macam ikan laut.Kenapa agaknya boleh jadi macamtu..jawapannya nanti korang dapat diakhir update kembara Pahang aku kali ni..


Aku sampai Temerloh jam 1.20pm dan masa ni perut memang tengah berlaku gempa yang sungguh dahsyat..terus menuju tepi sungai kat Temerloh dikawasan tapak gerai Lurah Semantan.Alamakkk....ikan patin dah habiss...!!memang ada banyak gerai..tapi gerai yang sering dikunjungi bekas PM,HJ Ahmad Badawi ni gak jadi pilihan aku..sekali ikan tu baru nak dimasak daaa...entak periuk keberapa aku kurang periksa...so terpaksalah aku tunggu dalam setengah jam.




Sambil tu aku lepak kat tepi sungai sambil menahan lapar.Ada pasar pagi kat sini setiap Ahad seawal 6.30am..Pasar terpanjang ni juga dikenali sebagai Sunday Market Temerloh.kalau hari biasa,gerai buah ni je yang ada..tapi macam-macam buah ada,salah satunya buah Salak merah ni yang buat pertama kalinya aku makan dan rasanya ok lajugakk...tak pulak sama macam buah kopi..!



Dalam besen tu tak kurang dari 30 ekor ikan siap siang tunggu masa nak direbus..kali ni nampak lebih besar dan baru lepas sembelih tu..kat sini tak jumpa Patin yang dah mati baru nak siang sebab tokeh tu ada sangkar sendiri untuk business dia,tak yah harap pada pembekal..
Haaa..setelah setengah jam aku kelaparan,akhirnya masak juga ikan patin kat periuk besar tu...ni brader tu tengah angkat untuk peserta no 1123 yang dah diambil nombor gilirannya setengah jam lalu...aku lah tu..





Air pulak aku order air Jagung bubble..(agaknya lah kot namatu..)Akak tukang buat air ni siang-siang dah sound jangan amik gamba muka dia sebab tak pakai mekap ari ni pasal jenama Revlon yang biasa digunakannya dah habis dan belum sempat beli,tunggu gaji..so aku faham..amik gamba sekerat je..yang penting gambar air tu bukan muka dia..!Harga sepotong ikan ni tak kira isi atau kepala Rm7..kira mahal ke murah?kat BP makan kepala asam pedas pun dah RM25,lain orang lain tafsirannya kalau aku mahal je memanjang..Rm1 kot baru murah..




Siap lunch aku terus gerak ke Jelai Hotel untuk berehat dan solah,petang tu ada tempat lagi nak dilawati.Esoknya aku on the way balik BP dan lalu tepi sungai Pahang lagi plan nak beli Ikan Patin untuk dimasak sendiri..ok,last update kat pahang punya tour esok..

Pahang part 4,Tanjung Lumpur sea food

Assalamualaikum..

Malam tu aku singgah di Restoran Ana Ikan Bakar Petai.Restoran yang mula-mula kita jumpa bila masuk kawasan tepi sungai Tanjung Lumpur.Bukan nak promote restoran tu bagus...memang tak payah promote orang dah ramai..bukan dapat elaun tambahan pun...yang penting aku nak kongsi dengan pembaca diluar sana.


Tang menu pula..jangan terpesona dengan tulisan atas sign board ni..nampak memang murah..tapi senarai harga tu untuk yang belum dimasak..bila dah dapat bil nanti baru tahu,so kena sediakan sapu tangan untuk lap peluh yang bercucuran bila dapat bil nanti...

Aku makan udang,Lala,nasi putih untuk dua orang,teh "o" aes dua..cukuplah untuk mengalas lantai perut kitaorang.Ni udang yang aku pesan untuk dibakar dengan sambal petai...perghh...dasattt..sotong tu sesaja je aku amik foto..dah biasa makan sotong..
Bukan apa..tak nak berlaku pembaziran makanan dan duit semata-mata ikut nafsu..jadi,kenalah buat perancangan dulu sebelum ikutkan nafsu..!



Sang Lala yang dah siap dimasak sambal dan udang ni dah kena kebas sebelum sempat aku shoot...!petainya pun dah kena songlap oleh waiter agaknya...mana boleh macam ni...!Udang tu ada dua sos untuk cicah,satu sos asam jawa pedas..satu lagi sos kicap macam sambal kicap..dua-dua bes so kena cicah dua-dua sekali baru 'Datang'...
Doa makan ni aku shoot sebab nak ambil maknanya sebab anak aku selalu baca doa makan siap makna...tapi macam ada yang tak kena bila tang maknanya...tu yang aku nak kena betulkan ni..




Ok..kalau sesapa sampai Tanjung Lumpur dan nak menjamu selera..try kat sini dan ada banyak lagi restoran sepanjang sungai ni...apa yang penting korang ingat pesan aku...leher mesti mau kasi balut dengan besi keluli tahan geseran supaya tak kena sembelih...perancangan mesti mau ada..kalau dah biasa datang sini..no problem..order mengikut keperluan bukan mengikut tekak dan nafsu..ingat tu...next update kita lepak temerloh pulak..jom..

Pahang Part 3,Tanjung Lumpur sunset


Assalamualaikum,
Aku sampai Tanjung Lumpur untuk makan malam sekitar jam 7pm,dapat juga merakam gambar suasana hening menjelang matahari terbenam dikawasan jeti ikan.Mulanya segan kat pak nelayan situ yang dok tengok semacam je..tapi apa nak kisah...aku kasi tebal muka je shoot sunset yang sungguh cun waktu tu.Aku ambil masa dalam 15 minit je.


Cantik tempat tu kalau korang dapat tengok live kat situ.Gambar ni taklah seberapa sangat kalau nak dibandingkan dengan suasana sebenar...SubhanAllah..
Tanjung Lumpur sebenarnya penghujung sungai kuantan dan kat sinilah para nelayan melabuhkan bot mereka sekembali dari laut lepas.Kawasan nelayan memanglah bau ikan saje..tambahan lagi ada pasar pulak kat sebelah tu..kalau seawal pagi mungkin dapat tengok ikan segar..ini dah senja..mana ada ikan naik dah.


Cuma aku agak kesal sikit lah sebab banyak sampah yang dibuang kedalam sungai dan mencacatkan pemandangan sungai.Nak dijadikan cerita sang Kelembai,aku bukan nak pegi arah kawasan nelayan ni sebenarnya,tapi dah salah masuk jalan.Sepatutnya aku kena seberang jambatan sungai pahang tu dulu baru jumpa kawasan tempat makan sea food yang best.


Last time aku pegi sini dengan wife aku tahun lepas kot,bila datang lagi macam dah lupa pulak.Siap shoot gambar tu terus aku seberang sungai pahang dan masuk simpang menuju tempat makan tu dan namanya sama lah sebab kawasan Tanjung,bezanya ia terletak di sebelah seberang sungai je..sesampai je situ waktu dah malam...nanti kita tenguk seafood kat situ best ke tak..murah ke mahal..agak-agak kalau dah pegi sekali nak datang lagi tak...?tapi kalau tekak aku,sure aku datang lagi punya...

Saturday, March 20, 2010

Pahang part 2,Black Stone Beach



Assalamualaikum..

Bandar Kuantan terkenal dengan laluan pantai yang menarik untuk perjalanan ke pantai Timur.Selain teluk cempedak yang biasa kita dengar,Pantai Batu Hitam atau The Black Stone Beach juga tak kurang menariknya.Aku singgah menyapa angin pantai yang kebetulan bertiup kencang petang tu.Pantai yang landai serta struktur pasir yang padat membolehkan kita menapak hingga ke gigi air tanpa membuka kasut..

Jarak pantai sewaktu air surut lebih kurang 50 meter dari tebing,memang luas pantai Batu Hitam ni.


Menurut penduduk setempat yang sempat aku temu bual,pantai ni sesuai untuk mandi antara bulan jun hingga september sahaja,sementara bulan oktober hingga Mei keadaan laut tidak menentu dan berbahaya kepada perahu-perahu kecil.Perahu besar macam bot atau kapal ok kot..
Masa aku singgah dipantai tu kelmarin,keadaan angin seakan taufan fasa ke2..tak sampai 5 minit muka dah rasa melekit.Kalau nak tenangkan fikiran sambil hisap rokok baik tak payahlah...aku dah cuba,susah nak nyalakan lighter..!


Apa yang menarik tentang pantai ni ialah ada satu kawasan tu batu-batu nya bewarna kehitam-hitaman(hitam itu menawan..Citizen)tak caya pegi la korang tenguk sendiri,sebab kat gambar tak jelas sangat warna hitam tu..takut korang kata aku edit gambar pulak..tapi memang betul...batu tu hitam macam baru lepas kena sambar petir..

Dalam perjalanan balik ke pusat bandar aku singgah beli buah tangan kat tepi jalan,ingatkan murah tapi murah la juga daripada kena buat sendiri..macam-macam ada..segala jenis macam jajan ada dijual sampai sign board ni pun boleh kita beli dan bawa balik sebagai tanda persahabatan dan kenangan dari tuan kedai tu..

Ok next update kita jalan lagi ke Tanjung Lumpur..

Pahang Part 1

Assalamualaikum..

Pahang merupakan destinasi seterusnya dalam trip aku kali ni.Kawasan pahang boleh dikatakan luas dan banyak daearah yang seronok untuk dikunjungi.Aku sampai daearah Kuantan pada hari Rabu lepas dan terus ke kawasan sungai kuantan dimana banyak gerai makan sepanjang laluan sungai.Salah satunya gerai Mak Cik Cun ni yang menyediakan banyak makanan dan lauk pauk cara orang Pahang.


Macam biasa aku mesti gasak Patin Tempoyak punya kalau kesini..beza dengan masakan tempoyak orang Perak,Pahang style ni pun tak kurang hebatnya,cuma serai dan bawang diblendar sekali so nampak pekatlah kuahnya tapi tetap menyengat.

Udang ni sekor Rm4..jangan ambil bebanyak...dan daging masak rendang atau masak Dendeng ni sekadar nak rasa je...boleh tahan..


Inilah kawasan belakang sungai Kuantan dan gerai tempat aku makan ni menghadap ke sungai...Paras air sungai pahang ketika ni sungguh menakutkan kerana hampir 60% kurang dari biasa.kalau waktu air pasang pun tetap nampak cetek..musim kemarau kot.


Masjid Kuantan ni aku belum berkesempatan nak singgah Solah,dari jauh nampak cantik dan suara azan jelas kedengaran dari hotel tempat aku menginap The Shahzan Inn.ok dalam update aku akan datang kita jelajah kawasan pantai,kawasan Tanjung Lumpur dan bandar Temerloh...
Wassalam..

Tuesday, March 16, 2010

Didik Isteri dengan kasih sayang serta nasihat.


Assalamualaikum..


Para pengunjung blog tentu pernah membaca entry Isteri menumbuk dan memarahi suami dikhalayak ramai. JIka masih belum, elok baca dulu entry tersebut, sebelum menjamu selera mata ke topik kali ini. Seperti yang selalu saya katakan, suami itu adalah pemimpin rumahtangga dan bertanggungjawab terhadap apa yang berlaku di dalam kerajaannya. Kali ini saya kongsikan satu lagi artikel oleh Dr Hj Juanda Jaya, yang menyatakan perkara yang sama.Kita selalu membaca kisah masyarakat yang mana, suami pening dengan sikap isteri yang sering berubah-ubah.

Kebiasaannya, isteri mula berubah bila hidup di alam rumahtangga itu semakin mencecah usia lima tahun, kadang-kala mereka mulai berubah kurang daripada usia itu. Semakin hari si isteri menjadi semakin degil, membangkang, sikapnya mula melawan dan kadang-kala tidak segan silu mulai meninggikan suara kepada suami. Boleh dikatakan agak normal jika tingkah lakunya begitu cuma sekali sekala, itu pun kerana mengalami dilanda perubahan hormon setiap bulan, tetapi jika si isteri sudah mula dilanda tsunami perubahan hormon secara drastik atau sebab penyakit yang mempengaruhinya emosinya, hemm… sudah tentulah ada yang tidak berapa kena!

Cuba semak apa yang sedang berlaku. Boleh jadi si isteri terlalu kerap ditinggal-tinggalka n kerana suami sering out station.
[Out station boleh jadi kerana kerja, mungkin saja out station ke rumah madu dua atau tiga...] Walau apapun alasan suami keluar out station, ini memberi peluang isterinya bergaul dengan rakan-rakan bermasalah, maka berjangkitlah penyakit ‘bawaan kawan’ ini. Suami pula sudah mulai tidak sabar dengan sikap isteri, ada kalanya si isteri sibuk dengan kegilaan barunya iaitu membeli belah dan berhutang dengan along demi mengikut trend. Jika dinasihati dia melenting, anak-anak ditinggalkan hingga larut malam kerana mahu mencuba perniagaan baru.

Suami yang tidak tahan mula mengadu kepada ibunya, mak mertua dan kawan-kawan yang perihatin. Malang sungguh, dia lupa kesilapan isteri itu sebenarnya amat berkait rapat dengan kelemahan dirinya sendiri. Sebenarnya, perkahwinan itu mula retak jika suami dan isteri tiada rasa bertanggungjawab ke atas pasangan masing-masing. Rasa bertanggungjawab ke atas pasangan ini amat penting untuk mempastikan kedua-duanya berjalan menuju ke arah yang satu.

Tanggungjawab bermakna suami mesti mendidik pasangan untuk bersatu hati, komited atas kerja membina keluarga bersama-sama, berbincang dan bermesyuarat dalam merancang masa depan, membahagi tugas dan peranan masing-masing tanpa diskriminasi dan manipulasi antara satu sama lain.

Tetapi bagaimana isteri mahu dibawa berbincang jika suami asyik membawa diri sendiri? Sibuk dengan kerja hingga lupa bagaimana untuk berkomunikasi mesra dengan isteri. Bila berjumpa hanya arahan saja yang kedengaran ataupun kata-kata menyalahkan isteri, cerewet melihat ketidak-sempurnaan layanan walaupun sebenarnya isteri telah bertungkus lumus untuk memberi ruang keselesaan. Lama-kelamaan isteri tidak puas hati, suami asyik mencari salah dirinya dan suami benar saja selama-lamanya.

Wajib menasihati

Di manakah sentuhan jiwa suami yang dulu pernah menjinakkan isteri? Jika dahulu semasa bercinta, pijak semut pun tak mati... bicaranya merintih seperti seekor pungguk yang memuja bulan purnama. Bergayut di talipon hingga habis kredit... Naik lenguh jari menggengam talipon dan naik panas telinga dek terkena serpihan haba bateri... Orang putih sebut, zaman 'butterfly tummy' .... Hemmm.... Setelah berumahtangga, jangankan bercakap lembut, mata suami pun tidak sempat memandang isteri. Kalau ADA hajat, barulah terhegeh-hegeh menyentuh-nyentuh isteri, dipujuk-pujuk padahal ketika itu isteri masih menyimpan marah dan langsung tiada mood untuk bermesra. Akhirnya aktiviti seksual yang sepatutnya menjadi ibadah yang boleh mengeratkan keintiman suami-isteri, dilakukan asal jalan saja tanpa keseronokan dan kepuasan.

Jika isteri memberontak, suami pun mudah saja mengata isteri degil dan suka melawan. Tetapi berapa ramai suami yang mengambil tindakan postif dengan mencari punca-punca kepada tindakan negatif si isteri? Tiada masa untuk berbincang sebagaimana dulu semasa baru berkenalan. Mangapa masa amat mencemburi mereka? Sibuk ke sana ke sini hingga tidak tersentuh insan yang paling ebrharga dalam hidup? Sebenarnya masalah isteri degil ini telah dinyatakan dalam al-Quran dan suami-suami yang beriman wajib menasihati isteri sebelum meulaukan atau emmukul tanpa mencederakannya.

Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisaa’ ayat 34 yang bermaksud, “Perempuan-perempuan yang kamu khuatir akan nusyuz hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggaljanlah mereka di tempat tidurnya atau pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaati kamu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan utnuk menyusahkan mereka.”
Sentuhan jiwaTidak perlu pukulan, memaki dan memulau isteri, yang paling MUSTAHAK adalah kasih sayang dalam bentuk nasihat dan tunjuk ajar. Tapi jika masa berbual pun terhad, bagaimana pula hendak menunaikan tanggungjawap menasihati isteri?

Sebenarnya tidak susah mencairkan hati isteri, berbincang dan berbual panjanglah dengannya. Dengar rintihannya dan ajaklah dia memahami anda. Isteri pun manusia biasa yang boleh tenggelam oleh persekitaran negatif, bahkan diri anda pun tiada bezanya. Jadi bersabarlah jika mahu meluruskan tulang yang bengkok. Jika terkasar boleh patah tetapi jangan biarkan ia rosak.Isteri adalah amanah Allah, bukan barang hak mutlak milik anda seorang. Lupakah anda pesanan Rasulullah SAW yang bermaksud, “Wahai manusia! Takutilah Allah SWT di dalam urusan yang berkaitan dengan wanita".

Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai amanah daripada Allah SWT dan mereka telah dihalalkan kepada kamu dengan kalimah Allah.
Kamu mempunyai hak ke atas isteri kamu dan mereka pula mempunyai hak ke atas kamu.”
Anda disuruh menjaganya, bukan mempergunakannya sesuka hati. Sudah habis diguna, dibuang ke dalam tong sampah.
Bila rosak dituduh tidak sempurna, tidak bermanafaat dan tidak membawa untung. Dia adalah amanah Allah SWT yang AKAN disoal ke atas setiap suami bagaimanakah mereka menjaga isteri, adakah ia sesuai menurut suruhan Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda kepada para suami yang bermaksud, “Pulanglah kepada keluarga kalian, berdiamlah, ajari dan bimbing mereka. Lakukan solat begini dan begini.” (Hadis Muttafaqun ‘alaih)
Begitulah sentuhan jiwa yang diperlukan isteri, kepimpinan suami menjejaki jalan yang sukar dilalui biarlah anda menggenggam tangannya menapaki kehidupan ini dengan sentuhan iman, kasih sayang, kelembutan dan nasihat yang tidak mencederakan hati isteri.
Bukan hanya solat, bahkan ajari dia mengenal Allah, berbuat baiklah seolah-olah tiada seorang pun yang pernah melayannya dengan lembut kecuali anda. Wanita fitrahnya inginkan kelembutan, jika ditengking bertambah degillah dia.

Semoga dapat dijadikan pedoman bagi yang lupa.

Sumber:Sijubah Biru

Monday, March 15, 2010

Bentuk-bentuk ujian dari Allah


Assalamualaikum..

Jiwa seorang mukmin itu pastinya ditarbiyyah untuk berhadapan dengan pelbagai ujian dan kesukaran. Ada kalanya ujian yang menimpa berbentuk kesenangan – kemewahan hidup, kejayaan dan sebagainya.
Kesenangan seperti ini walau dilihat bukanlah sesukar ujian kepayahan dan keperitan hidup, namun hakikat ujian ini tidak kurang cabarannya. Seseorang yang diuji dengan kemewahan hidup, memiliki harta yang melimpah ruah dan kekayaan yang berganda tentu sahaja perlu memikirkan bagaimana dan ke mana perlu disalurkan wang dan harta yang dimiliki. Adakah untuk kegunaan sendiri dan keluarga semata-mata atau terfikirkah untuk menginfakkan ke jalan Allah?

Kesukaran dan kepayahan dalam hidup juga sebahagian dari ujian. Walau nyata berbeza sebagaimana ujian berbentuk kesenangan, realitinya ini adalah ujian, yang akan menguji tahap keimanan seorang hamba. Perjalanan hidup bagi seorang manusia lazimnya akan melalui berbagai cabaran dan dugaan. Untuk meneruskan kehidupan sebagai seorang insan, memerlukan perjuangan yang berterusan tanpa noktah. Hatta untuk mendapatkan sesuap nasi bagi mengalas perut sekalipun, memerlukan perjuangan, berkorban tenaga dan masa. Itulah perjuangan yang menuntut infiniti pengorbanan.

Firman Allah :
"(Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." (Al-Baqarah : 156)

Allah Maha Berkuasa atas setiap sesuatu, dan Dialah yang berkehendak untuk melakukan apa jua perkara ke atas makhluk ciptaanNya. Manakala hamba yang diciptakan ini perlu menghadapi segala yang telah diaturkan dengan sempurna oleh Maha Pencipta dengan cara yang termampu olehnya.

"Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: Kami beriman, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)?" (al-Ankabut : 2)

Mukmin itu tidak cukup hanya dengan ungkapan beriman dan mengaku sebagai Islam sahaja, tanpa memenuhi tuntutan sabar dan tabah hati mengharungi ujian, sama ada ujian berupa perintah – melaksanakan kewajipan dan perintah, mahupun ujian berupa larangan yang perlu dijauhi. Begitu juga ujian kesusahan dan kemalangan yang menimpa diri. Di sinilah ukuran keimanan yang sebenar bagi seorang mukmin.

"Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: Siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat)" (al-Mulk : 2)

Kehidupan merupakan satu medan ujian bagi hamba yang beriman, sehinggalah saat dan tikanya lambaian kematian menjelma. Kematian juga adalah sebahagian dari ujian setelah melalui detik perjalanan sebuah kehidupan yang telah ditetapkan. Kematian inilah saat yang tak mungkin dimungkiri dan dihindari walau seorang menteri, pegawai tinggi, hinggalah rakyat biasa.

"Di mana sahaja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu. Kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : "Ini adalah dari sisi Allah", dan sekiranya mereka ditimpa sesuatu bencana, maka mereka berkata : "Ini datangnya dari sisi kamu (Muhammad)." Katakanlah : "Semuanya datang dari Allah." Maka mengapa orang-orang yang hampir tidak memahami nasihat sedikitpun?" (Al-Nisa’ : 78)

Apakah dikira segala hutang yang masih belum dilangsai, persengketaan yang belum lagi terlerai, janji yang tak tertunai, cita-cita yang masih tak tercapai, kejayaan yang belum sempat digapai mampu menangguhkan saat dan ketentuan ajal yang datang? Tidak kira sesiapapun, maut tetap datang menjemput. Sama ada ahli keluarga yang tercinta, sahabat handai yang dikasihi, guru-guru yang dihormati, rakan-rakan seuniversiti, dekat mahupun jauh, ataukah diri kita sendiri yang masih terkapai dalam pencarian ini, andai telah ditentukan saatnya, akan pergi jua akhirnya meninggalkan dunia yang fana, bukan untuk seminit dua, bahkan untuk selama-lamanya. Waktu yang tak mungkin dapat diundur, lalu tinggallah segala kegembiraan yang pernah dikecapi, abadilah segala kenangan bersama, detik suka mahupun duka akan berputar kembali memenuhi ruang fikiran teman-teman yang ditinggalkan.

Saat ini disedari betapa tinggi dan bernilainya sebuah uhkuwwah dan persahabatan yang terbina. Tika ini jualah mengerti dan menghargai seorang insan yang takkan dapat lagi hidup bersama di dunia. Seterusnya, penyesalan demi penyesalan yang tidak punyai makna apa-apa…

Saidatina ‘Aisyah berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda: "Sesiapa yang suka bertemu Allah, nescaya Allah juga suka bertemu dengannya. Begitu juga sesiapa yang tidak suka bertemu Allah, nescaya Allah juga tidak suka bertemu dengannya. Aku bertanya: Wahai Nabi Allah! Apakah kita perlu membenci mati? Di mana kami semua membenci mati. Baginda bersabda: Bukan begitu. Seseorang mukmin apabila diberitahu berita gembira dengan rahmat Allah, keredaan-Nya dan Syurga-Nya nescaya dia pasti suka untuk bertemu Allah dan Allah juga suka bertemu dengannya. Sedangkan orang kafir apabila diberitahu adanya seksa serta murka Allah, dia tidak akan suka bertemu Allah dan Allah juga tidak suka bertemu dengannya." (Sohih Muslim, bab Do’a, Taubat & Istighfar, 4845)

Cukuplah mati sebagai peringatan buat diri seorang mukmin. Padanya tiada yang lebih berharga di dunia, keluarga, pangkat, mahupun harta melainkan keredhaan dariNya, dan pengharapan agar dapat dipertemukan dengan Yang Maha Pencipta, pemilik segala hati manusia. Apabila mati menjadi peringatan, terlerailah segala persengketaan, bersemilah ukhuwwah dan terbinalah persaudaraan, tertunailah segala janji yang dipatri, terlaksanalah tanggungjawab dan amanah Allah, kan terlangsailah jua hutang yang terkumpul.

Peringatan buat diri yang sentiasa alpa, leka dengan nikmat dunia yang bersifat sementara, agar memperteguhkan iman dan ilmu, memperbanyakkan amal sebagai bekal, menuju ke satu destinasi yang pasti dan abadi. Bangkit dari lena, teruslah bermujahadah, thabatkan diri dalam perjuangan yang suci ini, walau diri lemah dan tidak berdaya, walau diri tidak punya apa-apa, tetapi tenanglah duhai hati seorang mukmin, yakinlah dengan janji Ilahi, kesabaran menghadapi ujian membuahkan hasil yang tidak akan mengecewakan……!

"Adakah kamu menyangka bahawa kamu akan masuk Syurga padahal belum lagi nyata kepada Allah (wujudnya) orang-orang yang berjihad (yang berjuang dengan bersungguh-sungguh) di antara kamu dan (belum lagi) nyata (wujudnya) orang-orang yang sabar (tabah dan cekal hati dalam perjuangan)? " (Ali ‘Imran : 142)

"Dan berapa banyak dari Nabi-nabi (dahulu) telah berperang dengan disertai oleh ramai orang-orang yang taat kepada Allah, maka mereka tidak merasa lemah semangat akan apa yang telah menimpa mereka pada jalan (agama) Allah dan mereka juga tidak lemah tenaga dan tidak pula mahu tunduk (kepada musuh) dan (ingatlah), Allah sentiasa Mengasihi orang-orang yang sabar." (Ali ‘Imran : 146)

Permasalahan Takdir Allah yang Menimpa Kita (Duka & Kesedihan Serta Jalan Penyelesaian)


Assalamualaikum...

Perihal takdir Allah swt termasuk dalam hal yang disebut sebagai tauqifiyah (diberhentikan perbicaraan mengenainya hanya sekadar pada dalil yang sampai dari kitab dan sunnah).

“ Maka sembahlah Dia (Allah) dan bertawakallah kepada-Nya dan sesungguhnya tidaklah tuhan-Mu lalai dari apa yang kamu lakukan” (Hud : 123).

Nabi salallahualaihiwasa lam pernah berdoa dengan menyebut : "Dan Aku mohon berikanlah aku menjadi redha kepada Qadar" (hadith sahih diriwayatkan oleh Nasaie dan Hakim dan disepakati oleh Adz-Zahabi).

Juga baginda bersabda lagi : " Sesungguhnya telah hancur golongan sebelum kamu kerana berselisihnya mereka dengan para nabi mereka dan tidaklah sekali-kali beriman seorang di antara kamu selagi dia tidak beriman dengan qadar kesemuanya sama ada yang baik atau yang buruk" (Hadith hasan lihat dalam Kitab Sunnah oleh Ibn Abi Asim).
Bagaimanakah berlakunya takdir itu ?

Disebut dalam hadith yang sahih bahawa takdir itu yang berlaku ke atas hamba-hamba Allah yang ditetapkan oleh Allah menjadikan segala sesuatu itu terjadi takdir yang berlaku secara sudah tertulis sejak awal.
Adapun begitu amal dan perbuatan tetap menjadi kiraan kerana sesuatu takdir itu menimpa di atas amal yang dilakukan dan amal itu berlaku berasaskan takdir yang telah ditentukan.

Hadith Umar ra yang bertanya nabi tentang amal dengan mengatakan : " Apakah pandanganmu tentang amalan (manusia) yang dilakukan apakah ianya sudah ditetapkan sebelumnya atau baru berlaku ? Maka dijawab oleh baginda dengan bersabda : "Sesungguhnya telah pun ditetapkan segala sesuatu pada setiap perkara" maka di balas oleh Umar : "Apakah kita harus menyerah sahaja kalau demikian ? Maka bersabdalah baginda nabi : "Beramallah wahai anak Khattab, segala sesuatu itu sudah dipermudahkan adapun barangsiapa yang tergolong dari ahli kebaikan (syurga) maka dia dijadikan beramal dengan amalan ahli syurga dan barangsiapa yang tergolong dalam ahli siksa maka dijadikan dia beramal jahat untuk neraka " (Hadith sahih, riwayat Ahmad 29 Jilid 1).

Demikianlah juga kisah yang berlaku dalam Bukhari dan Muslim mengenai protes Musa as kepada Adam as dan lain-lain riwayat yang menunjukkan kita bahawa amal dan takdir itu saling berkaitan.

Seseorang itu mendapat takdir yang menimpanya ialah berdasarkan perbuatannya dan perbuatannya itu sudah pun ditakdirkan oleh Allah swt akan apa yang akan dilakukan dan dia sendiri tidak menyedarinya.

Kita (lelaki) misalnya akibat kebodohan kita, keegoan dan pelbagai lagi kesilapan yang dilakukan akhirnya menyebabkan kita kehilangan perempuan yang kita kasihi dan sesungguhnya perbuatan kita itu menjadi sebab berlakunya takdir (perpisahan) yang menyedihkan tetapi perbuatan kita (melukakan hati perempuan yang dikasihi dan lain-lain kesilapan) juga sebenarnya merupakan sesuatu yang sudah ditakdirkan.

“Dikalangan mereka (manusia) ada yang celaka dan ada yang bahagia” (Hud : 105).

Kerana itu Orang yang beriman dan berilmu mengetahui dan beriman dengan segala takdir Allah swt baik yang suka atau yang pahit. Mereka mengerti kesilapan yang dilakukan itu adalah kerana ditakdirkan dan akhirnya membawa satu takdir yang wajib diimani.

Nabi salallahualaihiwasa lam bersabda : "Adapun ahli syurga dipermudahkan supaya mereka dapat beramal dengan amalan ahli-ahli syurga dan ahli neraka dipermudahkan supaya mereka beramal dengan amalan-amalan ahli neraka" (Hadith sahih dengan ijal yang siqah dikeluarkan oleh Al-A'jari ).

Lalu mereka (orang yang beriman) segera bertaubat memohon kepada Allah swt supaya dipilih untuk termasuk dalam kalangan yang dipermudahkan kepada amalan kebaikan dan dipilih supaya termasuk di kalangan mereka yang diredhai lalu dipermudahkan untuk melakukan amalan-amalan soleh yang membawa kepada takdir yang baik dan diredhai.

Seperti yang terdapat dalam hadith dari riwayat Anas bin Malik ra yang berkata bahawa baginda rasulullah salallahualaihiwasa lam kerap membaca doa : “Wahai tuhan yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu” maka para sahabat pun bertanya apakah hati itu boleh dibolak-balik ? Maka baginda pun menjawab : “ Ya, Sesungguhnya hati-hati itu berada di antara jari-jari Allah dan Dia (Allah) membolak-balikkanny a sebagaimana yang dikehendaki- Nya” (Hadith Sahih, riwayat Tirmidzi no. 2140 dan Ibn Majah no.3834).

Bagaimana Mahu Menghadapi Takdir Allah yang Pedih dan Sedih dan Cara mendapat takdir yang baik dan menghindari dari Takdir yang Buruk ?

Melalui penjelasan ringkas sebelum ini sudah memberi kesedaran dan pemahaman bahawa takdir itu sudah ditetapkan oleh Allah swt sejak dalam perut ibu lagi kepada hamba-hamba- Nya ini seperti yang disebut dalam hadith dari riwayat Ibn Mas’ud ra yang menyebut rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya setiap dari kamu yang mula terbentuk jasadnya dalam perut ibunya selama 40 hari maka kemudian akan menjadi segumpal darah dan kemudian menjadi pula ketulan daging lalu Allah mengutuskan padanya malaikat untuk meniupkan pada jasad itu akan ruh dan menulis empat perkara : iaitu rezekinya, ajalnya, amalannya dan pengakhirannya apakah bahagia atau celaka dan demi zat yang tiada yang berhak disembah selain-Nya sesungguhnya sekiranya sekalipun ada di kalangan kamu beramal dengan amalan ahli syurga sehingga seolah-olah antara dia dan syurga itu cuma sejengkal namun apabila sudah tertulis bahawa dia di kalangan ahli neraka maka nescaya dia selepas itu akan beramal dengan amalan ahli neraka lalu masuk ke dalamnya dan tidaklah seorang itu melainkan beramal dengan amalan ahli neraka sehingga antara dirinya dengan neraka cuma sejengkal namun apabila sudah tertulis dirinya sebagai ahli syurga maka dia kemudiannya akan beramal dengan amalan ahli syurga lalu masuk ke dalamnya” (hadith sahih isnad melalui pensyaratan syaikhan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan Ahmad ).

Maha suci Allah hanya kepada-Nya kita kembali dan memohon perlindungan dari takdir yang buruk dan pengakhiran yang tidak baik.

Sesungguhnya hendaklah kita berasa bimbang dan takut bahawa kita tidak termasuk di kalangan yang terpilih untuk mendapat hidayah dan kebaikan dengan berusaha meminta dan memohon kepada Allah swt tanpa henti dan tangguh supaya termasuk di kalangan yang mendapat hidayah dan takdir yang baik.

Berikut ialah perkara yang perlu dilakukan :

1) Memperbanyakkan doa dan amalan soleh serta meninggalkan maksiat juga melaksanakan apa yang diperintahkan.

“Dan berkatalah tuhan-Mu, berdoalah (mintalah) kepada Aku nescaya aku akan tunaikan (makbulkan) bagi kamu (akan permintaan kamu)” (Surah Ghafir :60).

Dari Sauban ra berkata bahawa telah bersabda rasulullah : "Tidaklah ada sesuatu pun yang dapat menolak takdir melainkan doa” (hadith Sahih riwayat Ibn hibban dalam sahihnya disepakati oleh adz-dzahabi) .

“Dan berkatalah tuhan-Mu, berdoalah (mintalah) kepada Aku nescaya aku akan tunaikan (makbulkan) bagi kamu (akan permintaan kamu)” (Surah Ghafir :60).

Memperbanyakkan amalan Soleh seperti sedekah

Dari riwayat Anas bin Malik ra bahawa rasulullah salallahaulaihiwasa lam bersabda : " Sesungguhnya sedekah itu dapat menyekat kemurkaan Al-Rabb (Allah)" (Hadith Hasan, riwayat Tirmidzi no. 664).

2) Bersabar serta bersangka baik kepada Allah swt dan mengharap rahmat-Nya serta tidak berputus asa di atas segala derita yang menimpa dan takut serta harap kepada rahmat dan kasih sayang-Nya.

Sabda baginda salallahualaihiwasa lam “ Janganlah kamu mati melainkan berada dalam keadaan husnul zon dengan Allah swt” (hadith Sahih riwayat Muslim, Ahmad dan Baihaqi).

Ini disebut dalam hadith yang diriwayatkan oleh Syuhaib ra yang meriwayatkan baginda bersabda :

“ Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin kerana semua perkara yang menimpanya ialah kebaikan dan tidaklah berlaku perkara ini melainkan hanya kepada orang yang beriman. Apabila dia diberi nikmat lalu disyukurinya maka menjadilah nikmat itu sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya apabila dia diuji dengan musibah maka dia bersabar lalu menjadikan pula musibah itu sebagai kebaikan baginya” (Hadith sahih riwayat Muslim no. 2999).

“ Dan bersabarlah serta tempatkan dirimu bersama orang-orang yang sering berdoa kepada tuhan mereka” (Al-Kahfi : 28).

“ Dan memintalah kamu akan pertolongan Allah dengan sabar dan solat kerana sesungguhnya yang demikian itu sangatlah berat melainkan bagi mereka yang khusyuk” (Al-Baqarah : 45).

3) Bertawakal kepada Allah swt selepas berusaha melakukan sesuatu amalan dengan sebaik-baiknya menurut pertunjuk Allah dan rasul dan bersangka baik serta menyerah kepada takdir Allah swt dengan penuh keredhaan dan lapang hati serta yakin.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi ra dalam sunannya akan hadith dari Ibn Abbas, Abdullah ibn Abbas ra yang berkata : “Sesungguhnya aku berada di belakang nabi salallahualaihiwasa lam pada suatu hari dan baginda lalu bersabda :

“Wahai pemuda sesungguhnya aku akan mengajarkan kamu beberapa kalimah (pesanan) iaitu :
Peliharalah Allah (pelihara hak-Nya) maka nescaya Allah akan memelihara kamu, Peliharalah Allah (taati perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya) maka nescaya engkau akan mendapati Dia (Allah) akan membantu engkau,jika kamu hendak meminta sesuatu maka mintalah kepada Allah dan jika kamu hendak memohon perlindungan dari sesuatu maka mohonlah perlindungan dari Allah.Ketahuilah jika umat seluruhnya berkumpul untuk memberi manfaat kepada engkau dengan sesuatu maka tidaklah mereka dapat memberi manfaat kepada engkau melainkan dengan apa yang telah Allah tetapkan kepada engkau danjika seluruh umat berkumpul untuk memudharatkan engkau dengan sesuatu maka tidaklah memberi mudharat mereka itu melainkan dengan apa yang telah Allah tetapkan buat engkau.

Telah terangkat qalam-qalam dan telah kering dakwat (satu perumpamaan yakni telah selesai urusan penyampaian pesanan)” (Hadith sahih riwayat Tirmidzi no. 2516).

Bahkan turut disebut dalam Hadith yang lain riwayat Anas bin Malik bahawa baginda sentiasa membaca doa “ Dengan nama Allah aku bertawakkal hanya kepada Allah” (Hadith Sahih, riwayat Tirmidzi no.2724 ).

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Surah Ali-Imran : 159).

Segala puji hanyalah bagi Allah swt.

Rujukan :

i) Tafsir Al-Qur’an
ii) Kitabul Sunnah oleh Ibn Abi Asim (wafat 287 Hijrah)

Pesanan saya :

Sesungguhnya tulisan ini ditulis sebagai meringankan beban batin yang menekan bagi sesiapa yang diuji dalam kehidupan moga beroleh penyelesaian dan pemahaman.

Tan Sri Syed Mokhtar Shah bin Syed Nor Al-Bukhary


Assalamualaikum..


Jutawan Melayu Tan Sri Syed Mokhtar Shah bin Syed Nor Al-Bukhary adalah seorang yang perahsia. Jarang sekali, beliau ingin berkongsi kisah peribadinya dan lebih banyak tersenyum dan memerhati.
Mokhtar merupakan seorang ahli perniagaan dan usahawan Melayu yang terkaya di Malaysia. Menurut majalah Malaysian Business beliau mempunyai harta bernilai RM2.93 billion pada 2005 seterusnya menjadi orang ketujuh terkaya di Malaysia pada 2005.
Dilahirkan di Alor Setar, Kedah pada 1951, beliau memulakan perniagaannya sebagai seorang pengusaha daging pada tahun 1970.
Beliau yang juga merupakan pemilik Yayasan al-Bukhary terlibat dalam perniagaan berasaskan perladangan, pembinaan, kejuruteraan, infrastruktur dan pelabuhan.
Usahawan Melayu terkaya berusia 58, juga dipilih sebagai Tokoh Melayu Terbilang 2009 tahun ini dan tersenarai antara 10 lelaki terkaya di Malaysia.

Pemilihannya dibuat berdasarkan pelbagai kejayaan yang ditempa selama 43 tahun di dalam bidang perniagaan selain sumbangan amalnya.
Syed Mokhtar pernah dipilih sebagai Tokoh Ma'al Hijrah Peringkat Kebangsaan 1429 Hijrah/2008 Masihi, menjadikan beliau individu Melayu kelima menerima anugerah berkenaan sejak ia diperkenalkan pada tahun 2005.


JIWA DERMAWAN DIPUPUK IBU AYAH

Sifat dermawan dalam diri Syed Mokhtar dipupuk oleh bapanya, Syed Nor AlBukhary dan ibunya, Sharifah Rokiah Syed Mohamed Rahmat.

Kisah hidupnya bermula ketika membantu ibu bapanya berniaga lembu sekitar 1960-an sebelum beralih kepada perniagaan perkhidmatan lori pada 1970-an selepas mendapat bantuan Majlis Amanah Rakyat (Mara).Daripada perniagaan lori, anak muda yang ketika itu masih pada usia awal 20-an mula berniaga beras secara kecil-kecilan. Pendapatan pertama daripada perniagaan diusahakan sendiri yang dibawa balik ke rumah ialah sebanyak RM1,500. Pada 1970-an, jumlah itu agak lumayan dan pastinya hati begitu gembira dengan wang sebanyak itu.

Namun, apabila ibunya memberitahu bahawa setengah daripada pendapatan itu digunakan untuk adik yang lain, sementara setengahnya pula perlu diberi kepada 15 keluarga miskin, Syed Mokhtar tidak membantah.Masa beliau bawa balik pendapatan pertama, ibunya beritahu RM750 akan digunakan untuk adik dan RM750 lagi kena bagi pada 15 keluarga jiran yang susah, orang tua dan lain-lain. Setengah pendapatan itu diambil ibunya untuk beri orang yang kurang kemampuan.

Dari situlah jiwa dermawan dipupuk ibu bapa. Walaupun dari segi hukum, zakat pendapatan hanya 2.5 peratus, tetapi pendapatan Syed Mokhtar diambil 50 peratus. Selebihnya diberi kepada 15 keluarga dan sehingga kini beliau masih meneruskan amalan jariah membantu 15 keluarga berkenaan.
Kawan beliau, Syed Abdullah yang ditugaskan mengagih wang itu sejak mula pun sudah bercucu. Namun hingga kini beliau masih melaksanakan tanggungjawab itu. Dan lori serta syarikat berasnya masih beroperasi di Kedah.
Ramai yang tidak mengetahui Syed Mokhtar hanya sempat tamatkan pendidikan sehingga Tingkatan Lima, tetapi tidak berpeluang mengambil Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) kerana tidak mempunyai wang untuk membayar yuran peperiksaan.
Kisah yang dilalui pada zaman sekolah ini mendorong beliau untuk menjayakan Program Tuisyen Albukhary pada 2001. Ketika itu, perniagaan yang dimulakan sejak 30 tahun lalu berbekalkan jerit perih sudah maju dan berkembang pesat dan Yayasan Albukhary sudah ditubuhkan sejak 1996.

YAYASAN ALBUKHARY


Matlamat penubuhan yayasan itu sebagai memenuhi impian orang tua, terutama ibu yang mendidik beliau mencari rezeki bukan saja untuk diri sendiri tapi membangunkan ummah dan membantu golongan miskin.Walaupun tidak dapat peluang melanjutkan pelajaran, Syed Mokhtar sedar kejayaannya pada hari ini kerana berjaya dalam bidang perniagaan. Atas kesedaran ini, beliau terfikir untuk memberi budak kampung yang miskin dan kurang cerdik mengikuti tuisyen secara percuma.

Guru yang mengajar digajikan satu jam RM40 untuk ajar budak-budak dalam mata pelajaran Sains, Matematik dan subjek lain yang mereka tidak mahir. Pusat tuisyen sudah berjalan empat tahun dan 22,000 pelajar sudah mendapat manfaat untuk maju dalam pelajaran.
Bukan setakat itu saja, Syed Mokhtar turut menyediakan Biasiswa Albukhary kepada pelajar miskin yang cerdik daripada 47 negara yang umat Islamnya adalah kumpulan minoriti untuk melanjutkan pengajian pada peringkat universiti.
Biasiswa Albukhary, program pendidikan antarabangsa itu sudah berjasa kepada 372 pelajar yang ada antara mereka cemerlang di persada antarabangsa.

Selain bidang pendidikan, Yayasan Albukhary turut mengambil tanggungjawab membina masjid dan memastikan pengurusannya berjalan lancar. Setakat ini, yayasan itu sudah membina 20 masjid di bandar dan luar bandar di seluruh negara.
Ayah kepada empat orang anak ini mengambil inisiatif membaik pulih Masjid Negara yang menjadi satu daripada destinasi pelancongan negara supaya sentiasa terang dan bercahaya seperti cerahnya Muzium Kesenian Islam Malaysia yang didirikan yayasan, bersebelahan Masjid Negara.

Daripada muzium, masjid, perniagaan berkembang dan rezeki Syed Mokhtar bertambah. Berkat dengar nasihat ibu, setengah kena bagi balik, beliau mendapat keinsafan.
Keinsafan itu juga mendorongnya membina Kompleks Albukhary di Kedah yang menempatkan rumah anak yatim, hospital dan pusat dialisis yang semuanya diberi secara percuma kepada golongan kurang berkemampuan supaya mereka dapat hidup selesa.
Syed Mokhtar berkata, semua yang dilakukan datang daripada jiwa dan didikan asal ibu bapa, selain gerak hatinya, ikhlas kerana Allah.

Semua yang dilakukan dengan niat satu tujuan untuk membantu mereka yang memerlukan.
Atas inisiatif beliau juga, beliau memohon kuota haji untuk menghantar kumpulan yang difikirkannya sudah layak, tetapi tidak berkesempatan menjejakkan kaki ke tanah suci Makkah kerana tidak mempunyai wang seperti imam, bilal dan siak masjid.
Hartawan berusia 58 tahun itu berkata, beliau tidak pernah melihat dirinya seorang yang kaya kerana prinsip beliau ialah manusia ini hamba Allah dan Allah Yang Maha Kaya. Segala usaha, pelbagai dugaan serta cabaran dilalui sejak lebih 40 tahun lalu baginya adalah rezeki Allah. Dan rezeki itu dikongsi bersama 67,700 tenaga kerjanya.

Bagi Syed Mokhtar, jika seseorang itu rajin berusaha, dengan izin Allah mereka akan berjaya. Jadi, jika sesiapa bertanyakan apakah resipi kejayaan, jawapannya ialah menggunakan nikmat Allah untuk faedah orang ramai terutama dalam pencarian ilmu.Beliau pernah dipetik berkata, "Saya bersyukur saya sudah rasa semua nikmat Allah melainkan mati, belum rasa lagi. Saya sudah dapat lebih, apa lagi yang saya hendak. Jadi, apabila Allah beri, kita perlu gunakan nikmat itu untuk faedah orang ramai.

"Apabila melihat pertubuhan Kristian, Buddha dan wat Siam yang banyak di Kedah, saya terfikir kenapa kita orang Islam tidak boleh berkembang. Alhamdulillah, saya dapat buat semua dan berkembang seperti hari ini, walaupun terpaksa melalui pahit maung," kata Syed Mokhtar.

Kini, Yayasan Albukhary yang diasaskan Syed Mokhtar berjaya memartabatkan Malaysia sebagai negara prihatin yang sentiasa membantu masyarakat dibelenggui kemiskinan, perang saudara dan bencana alam.

ANAK KELAHIRAN DEB

Kejayaan yang dinikmati Syed Mokhtar adalah hasil daripada langkah kerajaan melaksanakan Dasar Ekonomi Baru (DEB).Kata beliau, DEB telah memberi peluang kepadanya untuk bersaing dengan kaum lain dan seterusnya membuktikan bahawa anak Melayu juga mampu muncul sebagai konglomerat berjaya di pentas antarabangsa.

"Saya adalah anak kelahiran DEB. Melalui bantuan Majlis Amanah Rakyat (Mara) serta UDA saya mengembangkan perniagaan tetapi terpaksa melalui proses pahit maung dahulu.

"Tiada jalan singkat untuk berjaya walaupun dengan bantuan kerajaan. Bumiputera harus mengambil peluang ini dan membuktikan mereka juga mampu berjaya," katanya.

Ketika ditanya sumbangan amalnya selepas mengumpul pelbagai anugerah, Syed Mokhtar berkata, rezeki yang diperolehinya digunakan untuk kebajikan lebih 67,800 kakitangan Kumpulan Albukhary dan selebihnya membantu golongan miskin.
Kesempitan hidup yang terpaksa dilaluinya ketika zaman kanak-kanak menyebabkan beliau kini berusaha membantu golongan yang memerlukan terutama pelajar dan anak-anak yatim.

BINA 7 MASJID BARU DI NEGERI SEMBILAN

Umat Islam di Negeri Sembilan akan memiliki tujuh masjid baru tidak lama lagi hasil sumbangan Yayasan Albukhary, milik ahli perniagaan tersohor ini.
Tujuh masjid itu akan dibina di Rantau; Seremban 2; Kampung Paroi; Kampung Gebok, Mantin; Kampung Melang, Kuala Pilah; Pedas Tengah, Rembau dan Taman Anggerik, Batu Kikir.
Beliau berkata, pembinaan masjid di Rantau berharga kira-kira RM7.9 juta yang boleh menampung 2,500 jemaah akan dibina menerusi derma dan sumbangan Yayasan Albukhary di Taman Ekar.

Masjid Seremban 2 pula berharga kira-kira RM7.5 juta dan mampu menampung 3,000 jemaah akan dibina menerusi peruntukan yang disalurkan oleh Jabatan Perdana Menteri (JPM).

DARI BIDANG PENGANGKUTAN KE TOKOH KORPORAT

Pada tahun 80-an, Syed Mokhtar telah beralih ke bidang pengangkutan yang telah membawa tuah kepadanya sehingga menjadi seorang antara tokoh korporat bumiputera yang terkaya di Malaysia.
Karier perniagaannya mula dikenali pada awal 90-an di Johor semasa Tan Sri Muhyiddin Yassin menjadi Menteri Besar. Beliau yang amat meminati bidang pengurusan dan pembangunan pelabuhan adalah salah seorang manusia yang bertanggungjawab menjadikan Pelabuhan Tanjung Pelepas, Johor menjadi terkenal di mata dunia dalam tempoh yang sebentar.
Tidak lama kemudian, Syed Mokhtar telah mengasaskan Yayasan (Islam) Al-Bukhary yang telah membina dan menguruskan Muzium Kesenian Islam bernilai RM70 juta di Kuala Lumpur selain banyak menjalankan kerja-kerja amal dan kebajikan terutamanya sekitar Negeri Kedah dan Perak.

Syed Mokhtar juga merupakan pemilik kepada Syarikat Gulf International Investment Group Capital (GIIG) yang mempunyai kepentingan dalam Projek Hidro Elektrik Bakun.
Di samping itu, beliau mempunyai kepentingan dalam beberapa buah firma terkenal Malaysia seperti Malaysia Mining Corporation Berhad (MMC), PERNAS, Padiberas Nasional Berhad, Malakoff Berhad, Seaport Terminal Johor Sdn. Bhd., Johor Port Berhad, Impian Teladan Sdn. Bhd., Indra Cita Sdn. Bhd. dan banyak lagi.
MMC telah bergabung dengan Gamuda Berhad dan berjaya mendapatkan projek landasan keretapi berkembar bernilai RM14.5 billion sebelum ia dibekukan oleh kerajaan kerana faktor pemulihan ekonomi. Syed Mokhtar juga dikatakan telah membeli kepentingan majoriti dalam Lapangan Terbang Antarabangsa Senai, Johor.

Nama Tan Sri Syed Mokhtar turut tersenarai dalam senarai '40 Individu Paling Kaya di Malaysia Forbes Asia' bagi tahun ini.
Syed Mokhtar dilaporkan mempunyai kekayaan AS$1.1 bilion (RM3.86 bilion). Meskipun susut dari AS$1.8 bilion (RM6.32 bilion) pada tahun lalu, beliau masih mengekalkan kedudukan di tempat ke-8 dalam senarai '40 Individu Paling Kaya di Malaysia' tahun ini.Walaupun menjadi hartawan yang disegani, sifat rendah diri yang dimilikki beliau membuatnya tidak pernah lupa dan bersyukur akan nikmat Allah.
Malah, Syed Mokhtar mengingatkan supaya berhati-hati dengan nikmat yang Allah kurniakan.

"Kadang-kadang nikmat yang kita dapat boleh merosakkan kita. Kita kena kawal supaya nikmat tidak merosakkan kita. Yayasan Albukhary menjadi tempat untuk menempatkan lebihan yang boleh merosakkan diri kita," pesan Syed Mokhtar.


Susunan dan sumber asal: ZIEMAN